Selasa, 31 Mei 2016

MODEL VECM




                              Aplikasi Model VECM Dalam Ekonomi


Data Konsumsi, Ekspor, GDP dan Impor

Tahun
CONS
EKS
GDP
IMP
1967
5.425.526.497
9.472.128.651
22.795.253.393
953.550.972
1968
6.444.118.309
10.298.194.725
25.574.819.452
1.099.479.610
1969
7.418.971.318
9.435.421.214
27.173.127.904
1.231.818.978
1970
7.502.805.828
8.847.995.169
28.474.718.738
1.445.616.430
1971
7.307.085.093
9.894.341.893
30.344.711.395
1.582.044.516
1972
7.950.836.442
9.538.676.385
30.944.685.158
1.869.915.632
1973
11.525.601.394
9.418.541.085
33.876.135.331
3.199.036.088
1974
17.422.704.225
9.452.882.956
39.237.158.042
5.571.276.948
1975
20.675.407.823
10.396.418.180
44.453.221.363
6.758.602.293
1976
24.980.637.267
11.940.501.234
45.888.132.192
8.465.084.564
1977
29.533.173.676
13.982.045.767
48.964.668.186
9.289.493.965
1978
33.803.003.917
16.178.005.708
56.578.395.361
10.699.920.765
1979
31.763.123.171
19.609.156.122
62.830.862.727
12.432.189.977
1980
40.128.740.659
23.263.342.893
69.542.926.317
15.766.759.183
1981
52.936.227.450
24.790.190.673
89.813.452.980
22.214.765.046
1982
56.316.729.659
24.189.643.874
93.695.960.996
22.786.429.640
1983
51.043.266.092
28.307.137.605
99.930.372.929
23.784.175.004
1984
52.137.554.948
30.983.388.605
102.908.780.530
19.342.944.414
1985
51.583.141.331
31.292.277.068
110.058.074.714
17.860.217.134
1986
48.372.784.275
32.008.917.737
113.778.829.703
16.401.727.327
1987
44.680.841.120
33.778.527.270
116.108.839.822
17.006.296.158
1988
53.225.538.910
27.682.200.161
117.574.632.481
18.725.515.164
1989
56.627.339.532
25.188.859.439
129.662.636.432
21.718.471.067
1990
67.388.772.034
25.604.134.513
147.291.897.068
27.157.275.972
1991
74.896.278.912
27.280.049.959
159.121.788.558
30.891.187.877
1992
80.452.729.506
25.151.343.922
168.338.848.866
34.721.072.261
1993
92.453.023.989
28.977.864.897
179.797.695.019
37.555.938.139
1994
105.574.135.911
33.214.746.584
197.801.090.023
44.869.884.827
1995
124.466.958.598
33.564.325.238
221.570.416.612
55.882.280.717
1996
141.781.319.330
35.826.038.216
238.048.910.136
60.116.976.065
1997
133.076.696.498
37.028.276.510
254.125.681.642
60.700.149.620
1998
64.694.378.080
43.981.325.277
209.321.339.518
41.249.713.139
1999
103.522.316.310
50.011.634.795
205.971.062.610
38.402.068.947
2000
100.175.290.942
53.066.215.640
213.634.832.565
50.264.686.526
2001
99.959.432.118
58.341.825.447
223.817.631.914
49.355.201.497
2002
127.262.929.984
62.846.499.820
232.749.904.512
51.638.440.133
2003
138.358.916.195
67.597.707.674
241.291.601.524
54.323.619.581
2004
161.677.968.436
72.870.311.628
259.578.398.113
70.744.689.489
2005
179.132.365.165
81.019.525.220
274.014.784.271
85.533.796.567
2006
220.785.033.749
55.251.281.423
287.921.542.249
93.411.756.735
2007
270.961.252.161
69.884.575.184
306.373.847.947
109.755.093.425
2008
319.947.853.513
70.335.316.896
324.768.120.195
146.711.204.311
2009
305.507.538.230
69.479.385.001
336.093.467.466
115.216.517.131
2010
403.518.386.507
73.569.205.533
357.201.977.387
162.436.733.856
2011
478.927.842.475
83.521.890.805
378.557.331.901
211.058.032.100
2012
497.308.130.524
97.387.622.313
408.979.670.145
226.656.956.637

Dimana :

CONS  :  Konsumsi
EKS     :  Ekspor
GDP    :  Produks Domestik Bruto
IMP      :  Impor

Urutan perolehan model VECM :

1.    Uji Stasioner

Metode pengujian yang digunakan untuk melakukan uji stasioneritas data adalah uji ADF (Augmenteed Dicky Fuller) dengan menggunakan taraf nyata lima persen. Jika nilai t-ADF lebih kecil dari nilai kritis MacKinnon, maka dapat disimpulkan data yang digunakan adalah stasioner (tidak mengandung akar unit). Pengujian akar-akar unit ini dilakukan pada tingkat level sampai dengan first difference.

Karena sebagian besar tidak lolos pada data level, maka kita uji pada data  1st Difference.

    Null Hypothesis: D(CONS) has a unit root

Exogenous: Constant


Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=9)













t-Statistic
  Prob.*










Augmented Dickey-Fuller test statistic
-5.073683
 0.0001
Test critical values:
1% level

-3.588509


5% level

-2.929734


10% level

-2.603064











*MacKinnon (1996) one-sided p-values.







Null Hypothesis: D(EKS) has a unit root

Exogenous: Constant


Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=9)













t-Statistic
  Prob.*










Augmented Dickey-Fuller test statistic
-7.749572
 0.0000
Test critical values:
1% level

-3.588509


5% level

-2.929734


10% level

-2.603064











*MacKinnon (1996) one-sided p-values.



Null Hypothesis: D(GDP) has a unit root

Exogenous: Constant


Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=9)













t-Statistic
  Prob.*










Augmented Dickey-Fuller test statistic
-4.239932
 0.0016
Test critical values:
1% level

-3.588509


5% level

-2.929734


10% level

-2.603064











*MacKinnon (1996) one-sided p-values.


Null Hypothesis: D(IMP) has a unit root

Exogenous: Constant


Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=9)













t-Statistic
  Prob.*










Augmented Dickey-Fuller test statistic
-5.854170
 0.0000
Test critical values:
1% level

-3.588509


5% level

-2.929734


10% level

-2.603064











*MacKinnon (1996) one-sided p-values.


2.    Uji lag, misal lag yang terpilih adalah 3.

Langkah selanjutnya untuk mengestimasi model VAR, harus terlebih dahulu menentukan lag optimal yang akan digunakan dalam estimasi VAR. Penetapan lag optimal penting dilakukan karena dalam metode VAR, lag optimal dari variabel endogen merupakan variabel independen yang digunakan dalam model. Pengujian panjang lag optimal ini sangat berguna untuk menghilangkan masalah autokorelasi dalam sistem VAR yang digunakan sebagai analisis stabilitas VAR. Sehingga dengan digunakannya lag optimal diharapkan tidak muncul lagi masalah autokorelasi. Panjang lag optimal akan dicari dengan menggunakan kriteria informasi yang tersedia. Kandidat lag yang terpilih adalah panjang lag menurut kriteria Likehood Ratio (LR), Final Prediction Error (FPE), Akaike Information Crition (AIC), Schwarz Information Crition (SC), dan Hannan-Quin Crition (HQ). Penentuan lag optimal dalam penelitian ini berdasarkan kriteria sequential modified LR test statistik (LR).

VAR Lag Order Selection Criteria



Endogenous variables: D(CONS) D(EKS) D(GDP) D(IMP) 


Exogenous variables: C 



Date: 04/11/15   Time: 09:45



Sample: 1967 2012




Included observations: 42















 Lag
LogL
LR
FPE
AIC
SC












0
-4101.173
NA 
 9.29e+79
 195.4844
 195.6499
1
-4074.099
 47.70197
 5.51e+79
 194.9571
 195.7845
2
-4055.164
 29.75459
 4.90e+79
 194.8173
 196.3068
3
-4006.318
  67.45466*
  1.08e+79*
  193.2532*
  195.4046*












 * indicates lag order selected by the criterion


 LR: sequential modified LR test statistic (each test at 5% level)

 FPE: Final prediction error



 AIC: Akaike information criterion



 SC: Schwarz information criterion



 HQ: Hannan-Quinn information criterion








3.    Pengujian Stabilitas VAR

Sebelum masuk pada tahapan analisis yang lebih jauh, hasil estimasi sistem persamaan VAR yang telah terbentuk perlu diuji stabilitasnya melalui VAR stability condition check yang berupa roots of characteristic polynomial terhadap seluruh variabel yang digunakan dikalikan jumlah lag dari masing-masing VAR. Stabilitas VAR perlu diuji karena jika hasil estimasi stabilitas VAR tidak stabil maka analisis IRF dan FEVD menjadi tidak valid. Berdasarkan hasil pengujian tersebut, suatu sistem VAR dikatakan stabil jika seluruh akar atau roots-nya memiliki modulus lebih kecil dari satu. Pada penelitian ini, berdasarkan uji stabilitas VAR yang ditunjukkan pada Tabel 6 dapat disimpulkan bahwa estimasi stabilitas VAR yang akan digunakan untuk analisis IRF dan FEVD telah stabil karena kisaran modulus  < 1.
Pilih View --> Lag Structutr --> AR Roots Table
Dan hasilnya sebagai berikut :
Roots of Characteristic Polynomial
Endogenous variables: D(CONS) D(EKS) D(GDP) D(IMP) 
Exogenous variables: C 
Lag specification: 1 2
Date: 04/14/15   Time: 20:52




     Root
Modulus




 0.767069
 0.767069
 0.082368 - 0.693964i
 0.698835
 0.082368 + 0.693964i
 0.698835
-0.278562 - 0.606091i
 0.667040
-0.278562 + 0.606091i
 0.667040
-0.541838 - 0.241245i
 0.593116
-0.541838 + 0.241245i
 0.593116
 0.356929
 0.356929




 4.    Uji kointegrasi.
Tujuan dari uji kointegrasi pada penelitian ini yaitu menentukan apakah grup dari variabel yang tidak stasioner pada tingkat level tersebut memenuhi persyaratan proses integrasi, yaitu dimana semua variabel telah stasioner pada derajat yang sama yaitu derajat 1, I(1). Berdasarkan hasil yang terlihat pada Tabel  maka pengujian kointegrasi pada penelitian ini menggunakan metode uji kointegrasi dari Johansen Trace Statistic test.
Informasi jangka panjang diperoleh dengan menentukan terlebih dahulu rank kointegrasi untuk mengetahui berapa sistem persamaan yang dapat menerangkan dari keseluruhan sistem yang ada. Kriteria pengujian kointegrasi pada penelitian ini didasarkan pada trace statistic. Jika nilai trace statistic lebih besar daripada critical value 5 persen maka hipotesis alternatif yang menyatakan jumlah kointegrasi diterima sehingga dapat diketahui berapa jumlah persamaan yang terkointegrasi dalam sistem.
Uji ini untuk mengetahui apakah ada tidaknya pengaruh jangka panjang untuk variabel yang akan kita teliti. Jika terbukti ada kointegrasi, maka tahapan VECM dapat dilanjutkan. Namun jika tidak terbukti, maka VECM tidak bisa dilanjutkan.
Hasil Uji Kointegrasi Johansen

Date: 04/11/15   Time: 09:47


Sample (adjusted): 1970 2012


Included observations: 43 after adjustments

Trend assumption: Linear deterministic trend

Series: CONS EKS GDP IMP 


Lags interval (in first differences): 1 to 2






Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace)











Hypothesized

Trace
0.05

No. of CE(s)
Eigenvalue
Statistic
Critical Value
Prob.**










None *
 0.699572
 80.80202
 47.85613
 0.0000
At most 1
 0.364634
 29.09254
 29.79707
 0.0601
At most 2
 0.182565
 9.589693
 15.49471
 0.3136
At most 3
 0.021204
 0.921577
 3.841466
 0.3371










 Trace test indicates 1 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level
 * denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level
 **MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values






Unrestricted Cointegration Rank Test (Maximum Eigenvalue)










Hypothesized

Max-Eigen
0.05

No. of CE(s)
Eigenvalue
Statistic
Critical Value
Prob.**










None *
 0.699572
 51.70948
 27.58434
 0.0000
At most 1
 0.364634
 19.50285
 21.13162
 0.0832
At most 2
 0.182565
 8.668116
 14.26460
 0.3148
At most 3
 0.021204
 0.921577
 3.841466
 0.3371










 Max-eigenvalue test indicates 1 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level
 * denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level
 **MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values


Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai trace statistic dan maximum eigenvalue pada r = 0 lebih besar dari critical value dengan tingkat signifikansi 1% dan 5%. Hal ini berarti hipotesis nol yang menyatakan bahwa tidak ada kointegrasi ditolak dan hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa ada kointegrasi tidak dapat ditolak. Berdasarkan analisis ekonometrik di atas dapat dilihat bahwa di antara keempat variabel dalam penelitian ini, terdapat satu kointegrasi pada tingkat signifikansi 1% dan 5%. Dengan demikian, dari hasil uji kointegrasi mengindikasikan bahwa di antara pergerakan CONS, EKS, GDP dan IMP memiliki hubungan stabilitas/keseimbangan dan kesamaan pergerakan dalam jangka panjang. Dengan kalimat lain, dalam setiap periode jangka pendek, seluruh variabel cenderung saling menyesuaikan, untuk mencapai ekuilibrium jangka panjangnya.
Karena lag yang terpilih adalah 3, maka lag pada kointegrasi tes adalah 2 (dikurangi 1 karena variabelnya terdiferensiasi).
5.     Uji Kausalitas Granger
Uji kausalitas Granger (Granger Causality Test) dilakukan untuk melihat apakah dua variabel memiliki hubungan timbal balik atau tidak. Dengan kata lain, apakah satu variabel memiliki hubungan sebab akibat dengan variabel lainnya secara signifikan, karena setiap variabel dalam penelitian mempunyai kesempatan untuk menjadi variabel endogen maupun eksogen. Uji kausalitas bivariate pada penelitian ini menggunakan VAR Pairwise Granger Causality Test dan menggunakan taraf nyata lima persen. Tabel  berikut menyajikan hasil analisis uji Bivariate Granger Causality.
Pairwise Granger Causality Tests
Date: 04/11/15   Time: 09:49
Sample: 1967 2012

Lags: 3










 Null Hypothesis:
Obs
F-Statistic
Prob. 








 EKS does not Granger Cause CONS
 43
 2.88591
0.0489
 CONS does not Granger Cause EKS
 2.20628
0.1042








 GDP does not Granger Cause CONS
 43
 0.55732
0.6466
 CONS does not Granger Cause GDP
 1.95342
0.1385








 IMP does not Granger Cause CONS
 43
 2.60596
0.0667
 CONS does not Granger Cause IMP
 10.7892
3.E-05








 GDP does not Granger Cause EKS
 43
 1.95919
0.1376
 EKS does not Granger Cause GDP
 0.79835
0.5029








 IMP does not Granger Cause EKS
 43
 2.85467
0.0506
 EKS does not Granger Cause IMP
 5.11070
0.0048








 IMP does not Granger Cause GDP
 43
 0.91492
0.4434
 GDP does not Granger Cause IMP
 3.09651
0.0389









Dari hasil yang diperoleh di atas, diketahui bahwa yang memiliki hubungan kausalitas adalah yang memiliki nilai probabilitas yang lebih kecil daripada alpha 0.05 sehingga nanti Ho akan ditolak yang berarti suatu variabel akan mempengaruhi variable lain. Dari pengujian Granger diatas, kita mengetahui hubungan timbal-balik/ kausalitas sebagai berikut:

*   Variabel EKS secara statistik tidak secara signifikan mempengaruhi CONS (0,04) sehingga kita menerima hipotesis nol sedangkan CONS secara statistik signifikan mempengaruhi EKS (0,10) sehingga kita menolak hipotesis nol. Dengan demikian, disimpulkan bahwa terjadi kausalitas searah antara variabel CONS dan EKS yaitu hanya CONS yang secara statistik signifikan memengaruhi EKS dan tidak berlaku sebaliknya.
*    Variabel GDP secara statistik tidak signifikan mempengaruhi CONS dan begitu pula sebaliknya variabel CONS secara statistik tidak signifikan mempengaruhi variabel GDP yang dibuktikan dengan nilai Prob masing-masing lebih besar dari 0,05 yaitu 0,64 dan 0,13 (hasil keduanya adalah terima hipotesis nol) sehingga disimpulkan bahwa hanya tidak terjadi kausalitas apapun untuk kedua variabel GDP dan CONS.
*   Variabel IMP secara statistik signifikan mempengaruhi CONS (0,06) sehingga kita menerima hipotesis nol sedangkan CONS secara statistik signifikan mempengaruhi IMP (0,00003) sehingga kita menolak hipotesis nol. Dengan demikian, disimpulkan bahwa terjadi kausalitas dua arah antara variabel IMP dan CONS.
*   Variabel GDP secara statistik tidak signifikan mempengaruhi EKS dan begitu pula sebaliknya variabel EKS secara statistik tidak signifikan memengaruhi variabel GDP yang dibuktikan dengan nilai Prob masing-masing lebih besar dari 0,05 yaitu 0,13 dan 0,50 (hasil keduanya adalah terima hipotesis nol) sehingga disimpulkan bahwa hanya tidak terjadi kausalitas apapun untuk kedua variabel GDP dan EKS.
*  Variabel IMP secara statistik signifikan mempengaruhi EKS (0,05) sehingga kita menolak hipotesis nol sedangkan EKS  secara statistik signifikan mempengaruhi IMP (0.005) sehingga kita menolak hipotesis nol. Dengan demikian disimpulkan bahwa terjadi kausalitas dua arah  antara variabel IMP dan EKS.
*      Variabel IMP secara statistik tidak signifikan mempengaruhi GDP (0,443) sehingga kita menerima hipotesis nol sedangkan CONS secara statistik signifikan mempengaruhi IMP (0,00003) sehingga kita menolak hipotesis nol. Dengan demikian, disimpulkan bahwa terjadi kausalitas searah antara variabel IMP dan GDP.

6.     Mendapatkan model VECM
Hasil estimasi VECM akan didapat hubungan jangka pendek dan jangka panjang antara konsumsi, ekspor, penadapatan domestik bruto dan impor. Pada estimasi ini, konsumsi merupakan variabel dependen, sedangkan variabel independennya adalah ekspor, penadapatan domestik bruto dan impor. Hasil estimasi VECM untuk menganalisis pengaruh jangka pendek dan jangka panjang pengaruh variabel dependen terhadap variabel independen dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.
Berdasarkan hasil yang disajikan pada Tabel pada jangka pendek terdapat tujuh variabel signifikan pada taraf nyata lima persen ditambah satu variabel error correction. Kedelapan. Variabel yang signifikan pada taraf nyata lima persen adalah konsumsi pada lag 2,ekspor pada lag 3, pendapatan domestik bruto pada lag 3, impor pada lag 1, 2 dan 3. Adanya dugaan parameter error correction yang signifikan membuktikan adanya mekanisme penyesuaian dari jangka pendek ke jangka panjang. Besaran penyesuaian dari jangka pendek ke jangka panjang yaitu sebesar 2,07 persen.
Hasil estimasi jangka pendek menunjukkan bahwa variabel konsumsi pada lag ke 2 berpengaruh negatif. pada taraf nyata lima persen masing-masing sebesar -0,9  Artinya, jika terjadi kenaikan 1 persen pada 2 tahun sebelumnya, maka akan menurunkan konsumsi sebesar .-0,98 persen pada tahun sekarang. Jika terjadi kenaikan ekspor 1 persen pada  3 tahun sebelumnya, maka terjadi kenaikan konsumsi sebesar 2,37 persen.  jika terjadi kenaikan gdp sebesar 1 persen pada 1 tahun sebelumnya, maka akan menyebabkan turunnya konsumsi sebesar -1,8persen pada tahun sekarang. Jika terjadi kenaikan 1 persen impor pada 1, 2, 3 tahun sebelumnya maka akan meningkatkan konsumsi sebesar 4,5 persen, 4,24 persen dan 3,11 persen padatahun sekarang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Perubahan Konsumsi  domestik pada jangka pendek
Variabel
Koefisien
t statistik
CointEq1
 2.074622
[ 2.79523]
D(CONS(-1))
-1.127.405
[-1.57660]
D(CONS(-2))
-0.988509
[-1.96372]
D(CONS(-3))
 0.047965
[ 0.13714]
D(EKS(-1))
 0.721002
[ 1.29042]
D(EKS(-2))
 0.489296
[ 0.85814]
D(EKS(-3))
 2.371513
[ 3.98951]
D(GDP(-1))
-1.853.229
[-4.64173]
D(GDP(-2))
-0.639359
[-1.19544]
D(GDP(-3))
-1.524.592
[-3.84010]
D(IMP(-1))
 4.536848
[ 2.56587]
D(IMP(-2))
 4.243395
[ 2.97964]
D(IMP(-3))
 3.114591
[ 2.93610]
C
 1.24E+10
[ 2.82865]

Variabel impor (IMP) mempunyai pengaruh negatif terhadap konsumai (CONS) yaitu sebesar -2.547154 persen. Artinya, jika terjadi kenaikan impor (IMP) maka akan menyebabkan konsumsi turun sebesar -2.547154 persen. Kondisi ini sesuai dengan teori konsumsi yang menyatakan bahwa ketika terjadi kenaikan impor (IMP), maka akan menyebabkan penurunan pendapatan domestik bruto (PDB), dan menyebabkan penurunan konsumsi (CONS).

Faktor-faktor yang mempengaruhi Perubahan Konsumsi  domestik
pada jangka panjang
Variabel
Koefisien
T statistik
EKS(-1)
-0.099259
-1,13760
GDP(-1)
0,11194
3,5609
IMP(-1
-2,547154
-29,4634
                                                               
Pada jangka panjang hanya variabel pendapatan domestik bruto (PDB), dan impor (IMP) signifikan pada taraf nyata lima persen yang mempengaruhi konsumsi (CONS). Variabel pendapatan domestik bruto (PDB) mempunyai pengaruh positif terhadap konsumsi (CONS) yaitu sebesar 0.11194 persen. Artinya, jika terjadi kenaikan pendapatan domestik bruto (PDB) maka akan menyebabkan konsumsi naik sebesar 0.111940 persen. Kondisi ini sesuai dengan teori konsumsi yang menyatakan bahwa ketika terjadi kenaikan pendapatan domestik bruto (PDB), maka akan menyebabkan peningkatan konsumsi.

 Vector Error Correction Estimates


 Date: 04/11/15   Time: 09:52


 Sample (adjusted): 1971 2012


 Included observations: 42 after adjustments

 Standard errors in ( ) & t-statistics in [ ]











Cointegrating Eq: 
CointEq1













CONS(-1)
 1.000000



EKS(-1)
-0.099259




 (0.08725)




[-1.13760]



GDP(-1)
 0.111940




 (0.03144)




[ 3.56088]



IMP(-1)
-2.547154




 (0.08645)




[-29.4634]



C
-7.10E+09













Error Correction:
D(CONS)
D(EKS)
D(GDP)
D(IMP)










CointEq1
 2.074622
-0.366275
 0.860301
 1.282011

 (0.74220)
 (0.25685)
 (0.46504)
 (0.25129)

[ 2.79523]
[-1.42604]
[ 1.84994]
[ 5.10164]
D(CONS(-1))
-1.127405
 0.547435
-0.124589
-0.481795

 (0.71509)
 (0.24746)
 (0.44805)
 (0.24211)

[-1.57660]
[ 2.21219]
[-0.27807]
[-1.98996]
D(CONS(-2))
-0.988509
 0.543845
-0.486426
-0.352714

 (0.50339)
 (0.17420)
 (0.31541)
 (0.17044)

[-1.96372]
[ 3.12193]
[-1.54221]
[-2.06948]
D(CONS(-3))
 0.047965
 0.336503
-0.103993
 0.007860

 (0.34975)
 (0.12103)
 (0.21914)
 (0.11842)

[ 0.13714]
[ 2.78022]
[-0.47454]
[ 0.06637]
D(EKS(-1))
 0.721002
-0.555902
 0.306115
 0.431734

 (0.55873)
 (0.19336)
 (0.35009)
 (0.18918)

[ 1.29042]
[-2.87502]
[ 0.87440]
[ 2.28219]





D(EKS(-2))
 0.489296
 0.021297
 0.204314
 0.011491

 (0.57019)
 (0.19732)
 (0.35726)
 (0.19305)

[ 0.85814]
[ 0.10793]
[ 0.57189]
[ 0.05952]
D(EKS(-3))
 2.371513
 0.246370
 0.246145
 1.515243

 (0.59444)
 (0.20571)
 (0.37246)
 (0.20126)

[ 3.98951]
[ 1.19765]
[ 0.66087]
[ 7.52864]
D(GDP(-1))
-1.853229
-0.097412
-0.507549
-0.720040

 (0.39925)
 (0.13817)
 (0.25016)
 (0.13518)

[-4.64173]
[-0.70504]
[-2.02888]
[-5.32657]
D(GDP(-2))
-0.639359
 0.137891
 0.158838
-0.358629

 (0.53483)
 (0.18508)
 (0.33511)
 (0.18108)

[-1.19544]
[ 0.74502]
[ 0.47399]
[-1.98047]
D(GDP(-3))
-1.524592
 0.248435
-0.540416
-0.418011

 (0.39702)
 (0.13739)
 (0.24876)
 (0.13442)

[-3.84010]
[ 1.80821]
[-2.17243]
[-3.10968]
D(IMP(-1))
 4.536848
-1.212877
 1.340975
 2.171379

 (1.76815)
 (0.61189)
 (1.10788)
 (0.59866)

[ 2.56587]
[-1.98218]
[ 1.21040]
[ 3.62707]
D(IMP(-2))
 4.243395
-1.412299
 1.496689
 1.583063

 (1.42413)
 (0.49284)
 (0.89232)
 (0.48218)

[ 2.97964]
[-2.86566]
[ 1.67730]
[ 3.28314]
D(IMP(-3))
 3.114591
-1.056693
 0.438736
 1.016923

 (1.06079)
 (0.36710)
 (0.66466)
 (0.35916)

[ 2.93610]
[-2.87850]
[ 0.66009]
[ 2.83138]
C
 1.24E+10
 1.25E+09
 7.98E+09
 3.38E+09

 (4.4E+09)
 (1.5E+09)
 (2.7E+09)
 (1.5E+09)

[ 2.82865]
[ 0.82019]
[ 2.90342]
[ 2.27797]










 R-squared
 0.749743
 0.441335
 0.505786
 0.901622
 Adj. R-squared
 0.633552
 0.181955
 0.276330
 0.855947
 Sum sq. resids
 6.62E+21
 7.93E+20
 2.60E+21
 7.59E+20
 S.E. equation
 1.54E+10
 5.32E+09
 9.63E+09
 5.21E+09
 F-statistic
 6.452678
 1.701500
 2.204278
 19.73982
 Log likelihood
-1036.231
-991.6635
-1016.597
-990.7454
 Akaike AIC
 50.01102
 47.88874
 49.07604
 47.84502
 Schwarz SC
 50.59024
 48.46796
 49.65526
 48.42424
 Mean dependent
 1.17E+10
 2.11E+09
 9.06E+09
 5.36E+09
 S.D. dependent
 2.54E+10
 5.88E+09
 1.13E+10
 1.37E+10










 Determinant resid covariance (dof adj.)
 1.68E+78


 Determinant resid covariance
 3.32E+77


 Log likelihood
-3986.884


 Akaike information criterion
 192.7087


 Schwarz criterion
 195.1911













Lag yang digunakan adalah 2 (karena lag terpilih – 1 = (3 – 1) = 2).


DAFTAR PUSTAKA

Agus Widarjono, Ekonometrika Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan Bisnis, Edisi Kedua, Cetakan Kesatu, Penerbit Ekonisia Fakultas Ekonomi UII Yogyakarta 2007.
Baltagi, Bagi (2005). Econometric Analysis of Panel Data, Third Edition. John Wiley & Sons.
Budiyuwono, Nugroho, Pengantar Statistik Ekonomi & Perusahaan, Jilid 2, Edisi Pertama, UPP AMP YKPN, Yogyakarta, 1996.
Barrow, Mike. Statistics of Economics: Accounting and Business Studies. 3rd edition. Upper Saddle River, NJ: Prentice-Hall, 2001
Catur Sugiyanto. 1994. Ekonometrika Terapan. BPFE, Yogyakarta
Gujarati, Damodar N. 1995. Basic Econometrics. Third Edition.Mc. Graw-Hill, Singapore.
Insukindro (1996), “Pendekatan Masa Depan Dalam Penyusunan Model Ekonometrika: Forward-Looking Model dan Pendekatan Kointegrasi”, Jurnal Ekonomi dan Industri, PAU Studi Ekonomi, UGM, Edisi Kedua, Maret 1-6
Insukindro (1998a), “Sindrum R2 Dalam Analisis Regresi Linier Runtun Waktu”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 13, No. 41 1-11.
Insukindro (1998b), “Pendekatan Stok Penyangga Permintaan Uang: Tinjauan Teoritik dan Sebuah Studi Empirik di Indonesia”, Ekonomi dan Keuangan Indonesia, Vol XLVI. No. 4: 451-471.
Insukindro (1999), “Pemilihan Model Ekonomi Empirik Dengan Pendekatan Koreksi Kesalahan”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 14, No. 1: 1-8.
Insukindro dan Aliman (1999), “Pemilihan dan Bentuk Fungsi Model Empiris: Studi Kasus Permintaan Uang Kartil Riil di Indonesia”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol. 13, No. 4: 49-61.
Johnston, J. and J. Dinardo (1997), Econometric Methods, McGrow-Hill
Koutsoyiannis, A (1977). Theory of Econometric An Introductory Exposition of Econometric Methods 2nd Edition, Macmillan Publishers LTD.
Maddala, G.S (1992). Introduction to Econometric, 2nd Edition, Mac-Millan Publishing Company, New York.
Nachrowi, D.N. dan H. Usman (2002). Penggunaan Teknik Ekonometrika. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sritua Arif.1993. Metodologi Penelitian Ekonomi. BPFE, Yogyakarta.
Thomas, R.L. 1998. Modern Econometrics : An Intoduction. Addison-Wesley. Harlow, England.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar